Kegitan belajar 2
Model Pembaruan dan Perubahan
A. PENGEMBANGAN PERUBAHAN MODEL SALISBURY, 1994
Pelaksanaan model Salisbury tergantung pada itikad baik suatu organisasi pendidikan untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu.
Lima bidang yang perlu dibenahi dalam pembaruan bidang pendidikan menurut Salisbury:
a. Sistem berpikir (system thinking )
System berpikir menyangkut pada cara berpikir seseorang, keloompok atau lembaga pendidikan tentang suatu masalah pendidikan. Salisbury menyatakan bahwa suatu system terdiri atas berbagai subsistem dan subkomponen yang mempunyai fungsi masing- masing. Dengan koordinasi yang baik serta harmonis, seluruh subsistem bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
Kelancaran proses pendidikan terjadi karena semua subkomponen bekerja dengan baik dan benar sesuai fungsi masing- masing untuk mencapai tujuan.
b. Sistem rancangan (system design )
Terkait dengan system berpikir, system rancangan merupakan penerapan dari system berpikir yang menjadi landasan system. System rancangan tidak hanya terkait dengan rancangan pendidikan maupun system pendidikan. Rancangan system terkait dengan struktur dan proses, sarana dan prasarana yang dibutuhkan berikut harmonisasi tata kerja seluruh subkomponen.
c. Ilmu mutu (quality science )
Ilmu mutu dalam dunia sangat memperhatikan kepuasan dan keberhasilan peserta didik. Mutu dapat dikembangkan berdasarkan teknik khusus seperti bench marking. Benchmarking adalah cara membandingkan organisasi yang satu dengan organisasi lain yang bergerak dalam bidang yang sama.
d. Pengelolaan perubahan (change management)
Perubahan dapat dikelola dengan tepat agar dapat diterima dan menjadi bagian dari rutinitas sehari- hari.
Pengelolaan perubahan berguna untuk:
1. Mempersiapkan mental orang- orang dalam organisasi agar dapat menerima perubahan
2. Memahami peran setiap individu dalam proses perubahan
3. Memahami tahapan perubahan
4. Mengubah penolakan menjdi sesuatu yang bersifat konstruktif
3 tahapan dalam perubahan
1. Tahap persiapan, adalh upaya pimpinan untuk mempersiapkan secara psikologis dengan cara menyadakan seluruh pihak terhadap pentingnya perubahan
2. Tahap penerimaan, adalah tahap gagasan atau ide mulai diterima walaupun dengan ragu- ragu
3. Tahap komitmen, adalah tahap membiasaka diri terhadap perubahan yang telah dinilai positif oleh semua pihak.
Kecemasan atas perubahan
1. Diri sendiri
Kecemasan atas diri sendiri dianggap sebagai gejala normal yang ditunjukkan seseorang terhadap perubahan. Kecemasan ini berkaitan dengan andil seseorang dalam organisasi. Setiap orang memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan.
2. Tugas/ pekerjaan
Kecemasan atas pekerjaan timbul karena perubahan dapat menyebabkan seseorang kehilamgan banyak waktu untuk mengerjakan sesuatu yang baru.
3. Dampak
Setiap prubahan selain memerlukan waktu dan kesempatan untuk mengenali, mempelajari dan memahaminya, selalu mengundang kemungkinen penolakan.
e. Teknologi pembelajaran (instructional technology)
Teknologi pembelajaran membawa masyarakat ke perubahan yang cukup berarti. Perubahan terkait dangan hal- hal berikut ini:
a. Teknik ilmiah untuk melakukan perbaikan dan perubahan pola belajar dan penyajian materi.
b. Proses ilmiah yang diterapkan untuk mengembangkan produk dan dan program pembelajaran melalui serangkaian uji coba dan perbaikan
c. Proses memodifikasi kemampuan manusia dengan cara menawarkan proses pembelajaran dengan pola yang berbeda
Teknologi pembelajaran menerapkan langkah- langkah sebagai berikut
a. Menentukan model desain pembelajaran
b. Meremuskan tujuan belajar yang lebih tepat
c. Melakukan analisis tugas dan materi ajar
d. Membuat grafis pemilihan media pembelajaran
e. Melaksanakan uji coba seluruh system pembelajaran
f. Menentukan para pakar yang dapat membantu memilih program dan teknologi tepat guna untuk belajar
g. Menerapkan penggunaan multimedia
Kelima komponen tersebut disebut oleh Salisbury sebagai teknologi.
Pendapatnya ini menjelaskan bahwa teknologi tidak selalu terkait dengan perangkat keras atau computer.
B. PENGEMBANGAN PREMBARUAN ROGERS, 1995
Tahapan- tahapan pembaruan menurut Rogers:
a. Tahap pengetahuan (knowledge stage)
Ada 3 jenis pengetahuan tentang pembaruan, yaitu:
1. Pengetahuan ‘kesadaran’
Pengetahuan ini terkait dengan keberadaan pembaruan. Seseorang merasa dan tahu ada pembaruan
2. Pengetahuan ‘ bagaimana’
Pernyataan ini mendorong orang tersebut untuk mencari jawaban mengenai pembaruan itu sendiri
3. Pengetahuan ‘prinsip’
Pengetahuan prinsip mendorong seseorang untuk mendalami bagaimana tata alur kerja pembaruan itu sendiri
b. Tahap pendekatan (persuasion stage)
Pada tahap ini, masyarakat pengguna biasanya mulai mekikirkan sikap terhadap pembaruan. Sikap menyukai atau menolak biasa timbul dengan sendirinya
c. Tahap keputusan (decision stage)
Setelah beberapa waktu, para pengguna memutuskan menerima (adopsi) atau menolak pembaruan. Proses adopsi yaitu, masyrakat menerima dan menerapkan pembaruan dalam kehidupan sehari- hari. Penolakan dibagi ke 2 kelompok yaitu, penolakan aktif dan pnolakan pasif
d. Tahap penerapan (impliementation stage)
Pada tahap ini sikap proaktif untuk menerapkan pembaruan terjadi. Mereka dengan senang hati mulai menggunakan pembaruandalam kehidupan sehari- hari
e. Tahap konfirmasi (confirmation stage)
Pada tahap konfirmasi, seseorang atau kelompok masyarakat sampai pada tahap mencari penguatan atas penerapan perubahan sehingga pelaksanaan perubahan diteruskan dan dikembangkan
f. Saluran komunikasi (communication channels)
Upaya- upaya memperkenalkan pembaruan biasanya melalui saluran komunikasi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar